Value Engineering on High Rise Building

Pemerintah Indonesia sedang menggalakkan pembangunan 1 juta unit rumah. Untuk mengejar kebutuhan rumah salah satu upaya pemerintah adalah meningkatkan jumlah hunian bertingkat terutama dikota-kota besar. Berdasarkan CTBUH (Council Tall Building Urban Habitat) pada bulan Juli 2018 Indonesia menduduki peringkat 7 (tujuh) dengan jumlah bangunan gedung bertingkat terbanyak di dunia. CTBUH (Council Tall Building Urban Habitat) juga menjelaskan bahwa di Indonesia masih banyak bangunan gedung bertingkat pada tahap pembangunan (under construction) dan pada tahap proposal. Pembangunan gedung bertingkat (high rise building) cenderung memiliki biaya yang besar dan kompleks sehingga untuk mengefisienkan biaya yang besar tersebut dibutuhkan analisis value engineering. Pada penelitian ini menggunakan 6 tahap dari SAVE International Value Standart yaitu tahap pra studi, tahap informasi, tahap analisa fungsi, tahap kreativitas, tahap evaluasi dan tahap rekomendasi. Berdasarkan analisis Diagram Pareto dan Cost/Worth menghasilkan 6 item pekerjaan dengan biaya tinggi, pada penelitian ini diambil 1 item pekerjaan dari 6 item pekerjaan tersebut yaitu pekerjaan plat lantai. Value engineering pada penelitian ini memakai 15 kriteria desain/indikator. Terdapat 3 alternatif pekerjaan plat lantai yaitu plat konvensional, plat halfslab dan plat combideck. Pengambilan keputussan menggunakan metode zero one berdasarkan 15 kriteria desain/alternatif. Berdasarkan biaya plat halfslab menghasilkan penghematan sebesar sebesar Rp 11.044.304.401,09 (27,46%) dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) plat lantai awal dan 4,05% dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) total. Berdasarkan waktu plat halfslab menghasilkan penghematan sebesar 164 hari (23,30%) dari durasi awal.